Jumat, 11 September 2009

ARTIKEL: Meramu Semangat Baru

SIAPA di antara kita yang tidak pernah men-dengar atau membaca kata semangat? Pasti kita semua pernah mendengarnya. Setidaknya, kita sering meneriaki diri sendiri dengan, “AYO, SEMANGAT!”

Ya, bagi seorang karyawan atau pekerja keras dan pekerja cerdas, semangat adalah hal yang niscaya. Setiap hari menghadapi tugas yang sama, menyelesaikan masalah yang sama, melihat suasana tempat kerja yang sama, dan melihat teman-teman kerja yang melulu sama, pasti bisa memicu bertumbuh-kembangnya rasa bosan. Dan obatnya hanya satu, semangat.

Setiap karyawan tentunya dituntut bertanggung jawab memberikan hasil yang baik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diembannya. Pemilik perusahaan ataupun atasan langsung, pasti tidak akan menerima alasan “saya sedang tidak bersemangat” jika hasil pekerjaan Anda tidak memenuhi harapan.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan dan terus menyalakan bara semangat.

Bersikap rendah hati. Bersikap rendah hati itu adalah tantangan besar yang tidak semua orang mampu melakukannya. Apalagi jika orang-orang di sekitar kita dipenuhi oleh orang-orang yang gemar beternak prasangka, selalu memandang dengan tatapan curiga, berpandangan sempit, dan suka menggali kuburan bagi rekan kerjanya. Namun, Anda harus tetap berusaha rendah hati. Ketika Anda adalah seorang komandan yang memimpin beberapa anak-buah, tetaplah rendah hati. Jika bawahan Anda melakukan kesalahan, tidak perlu berkoar dan membuatnya malu. Ajaklah bicara, kalau perlu empat mata, tanyakan kenapa terjadi kesalahan. Dengan begitu, selain Anda tidak mendapat musuh baru dalam selimut, kinerja bawahan Anda pun bisa meningkat.

Sadarilah bahwa hidup ini persaingan. Di luar, banyak yang antri menunggu lowongan kerja. Sekali Anda tergelincir yang mengakibatkan Anda terpaksa diberhentikan, banyak yang siap menggantikan posisi Anda. Jadi, terus pelihara semangat bekerja Anda. Persaingan sering tidak bersahabat, siapa yang tanggap pasti lebih berpeluang. Sedang yang lebih memilih bersantai ria, malas-malasan, pasrah pada keadaan, tidak kreatif, pasti akan tergusur. Meyakini bahwa dunia kerja adalah persaingan yang dahsyat adalah modal awal untuk membangkitkan semangat.

Jangan suka menang sendiri. Mentang-mentang atasan, segalanya diputuskan sendiri. Sebaliknya, jangan karena Anda karyawan rendahan lalu enggan meminta saran pimpinan. Belajarlah untuk meminta pendapat, baik pada atasan maupun pada bawahan atau rekan kerja Anda. Ketika Anda bertemu masalah yang membuat Anda berdiri di simpang ragu, cepatlah meminta pendapat orang yang Anda percayai. Jangan memendam suka ataupun duka sendirian. Kadang Anda perlu teman curhat, tempat mencurahkan perhatian.

Hilangkan kebiasaan bekerja setengah hati. Jangan tunda pekerjaan sampai menumpuk. Jangan ambil risiko dengan menunda penyelasaian masalah. Petuah leluhur kita pantas menjadi dasar pijakan, “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.” Segera tangani tugas dan tanggung jawab Anda. Segera selesaikan amanah yang Anda pikul.

Jika tidak yakin pada satu jalan, segera pindah ke jalan yang lain. Laksana memutar rekaman film, jika tidak suka, jangan paksa diri untuk terus menonton sampai selesai. Matikan saja, ganti filmnya. Mudah, kan? Hidup ini pilihan. Terkadang kita salah memilih jalan. Dan, ketika itu terjadi, tidak perlu menepak kening atau meratapi kesalahan. Cukup dengan satu langkah, cari jalan lain untuk dicoba. Pada setiap ke-putusan dan perubahan selalu ada risiko: sukses atau gagal. Itu saja!

Jaga wibawa memang perlu, tapi tak perlu berdusta. Dalam cerita Wiro Sableng, ada tokoh yang bernama Kakek Segala Tahu. Dalam kehidupan sehari-hari, ada tokoh bernama Seseorang Yang Sok Tahu. Jangan sampai saya, juga Anda, menjadi pemeran tokoh itu. Ada kalanya memang kita harus jaga wibawa. Namun, ketika teman kerja menanyakan sesuatu yang tidak kita ketahui, tidak perlu sibuk menjaga wibawa, lalu menjadi sok tahu. Ingatlah, mengatakan tahu padahal tidak tahu akan merugikan diri sendiri, teman yang bertanya, bahkan perusahaan tempat Anda bekerja. Jadi, lebih baik berkata tidak tahu daripada pura-pura tahu, tapi membawa bencana.”

Atur pekerjaan Anda berdasarkan skala prioritas. Seringkali banyak orang yang bekerja berdasarkan apa yang mereka suka, bukan apa yang seharusnya segera diselesaikan. Padahal, setiap pekerjaan memiliki beban dan tanggung jawab yang berbeda. Karena itu, pilihlah pekerjaan yang lebih penting dan mendesak untuk lebih dahulu diselesaikan.

Usahakan tidak bergunjing. Tanpa Anda sadari, kerapkali pekerjaan kantor terabaikan karena rekan kerja yang datang tiba-tiba mengajak berbincang-bincang. Hal ini, bisa saja, membuat Anda larut hingga melupakan pekerjaan. Demikian halnya dengan internet jika ada di kantor, sering menjadi pemecah konsentrasi dan semangat kerja, terutama kebiasaan chatting atau main facebook pada jam sibuk. Sekali lagi, lebih baik Anda menghabiskan waktu dulu untuk menyelesaikan pekerjaan Anda daripada menggunjingkan sesuatu yang belum tentu jelas kebenaran dan manfaatnya.

Utamakan kejujuran dan loyalitas. Ada banyak cara untuk menggali kuburan sendiri. Di antaranya, berbuat curang dan tidak jujur. Namun, yakin saja, begitu seseorang ketahuan melakukan kecurangan, akibatnya akan sangat menyakitkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan. Jadi, mari kita berusaha sekuat tenaga untuk menjaga loyalitas dan kejujuran. Lebih baik mendapat sedikit tetapi halal dan jelas-jelas hak kita, daripada berbuat curang yang akibatnya sangat merugikan, baik bagi kita secara pribadi maupun bagi perusahaan.

Akhirnya, berilah waktu bagi tubuh Anda untuk istirahat. Ketika tubuh merasa lelah, tidak ada salahnya Anda meregangkan dan melemaskan otot. Ketika pekerjaan selesai, ada untungnya jika Anda coba mengendurkan ketegangan.

Ayo, tetap semangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar