Kamis, 23 Juli 2009

[SAJAK] menjadi Indonesia

menjadi indonesia
untuk para kepala negara


SOEKARNO. aku, kau tahu, tak pernah membunuh kebangkitan dan harapan. penjara dan pengasingan bukan terapi mematikan. bagiku, indonesia adalah negeri masa depan, tempat sejarah berbiak sebagai kemenangan. tak ada lagi penjajahan. tak ada lagi penindasan. indonesia bebas, indonesia merdeka. nusantara telah jaya seperti amanah sumpah palapa dan sumpah pemuda. tak ada lagi kemiskinan. tak ada lagi ketakberdayaan. telah sampai negeri ini ke gerbang kemerdekaan. kau tinggal masuk ke dalam, membangun dan membesarkannya sebagai kemakmuran. revolusi belum selesai. revolusi belum tunai. ayo, kuwariskan negeri ini sebagai sejarah: menjadi indonesia

SOEHARTO. aku, kau tahu, adalah buah dari karma peminggiran keluarga soekarno. prestasi dan kebanggaan telah menjadi catatan terlupakan. tak ada lagi kebodohan. tak ada lagi ketertinggalan. indonesia kuat, indonesia jaya. swasembada pangan tinggal kenangan. negeri ini telah menjadi negeri pendendam. negeri hamparan masjid, gereja, dan vihara: negeri religi. negeri yang dalam kamus bahasanya tak ditemukan kata maaf. boleh jadi aku memang banyak meninggalkan cela: haurkoneng, malari, penculikan aktivis, kekerasan di aceh dan timtim. tapi, dari sana kau bisa belajar mengeja bagaimana caranya jadi pemimpin: jangan sampai kau mengalami nasib naas sama seperti aku. giat berbakti, giat membangun: akhirnya disasar cerca. pembangunan belum selesai. pembangunan belum tunai. ayo, kutinggalkan negeri ini sebagai pelajaran: menjadi indonesia

HABIBIE. aku, kau tahu, hanyalah sebuah labuhan persinggahan. reformasi mengajarkan tatacara mewariskan tahta kenegaraan. perbedaan dan persaingan adalah jembatan demokrasi. tak ada lagi kekerasan. tak ada lagi pemaksaan. indonesia hebat, indonesia dahsyat. memilih adalah hak paling asasi. memilih adalah hak warga negara, hak warga timor leste, hak semuanya. kita tidak perlu memaksa xanana untuk bertahan di peluk pertiwi dengan senjata kekerasan, biar dia memilih sendiri. negeri kita negeri santun. negeri kita negeri cendekia. aku tahu belum sempat berbuat banyak untuk pertiwi, tak apalah. lupakan kekerasan dan kerusuhan. reformasi belum selesai. reformasi belum tunai. ayo, kusembahkan negeri ini sebagai warisan: menjadi indonesia

GUS DUR. aku, kau tahu, melangkah dan melompat terlampau jauh. demokrasi kita masih jalan di tempat. terawang dan perkiraan masa depan dianggap serupa kelakar: guyon segar yang bisa membuat perut melar. tak ada lagi keanehan. tak ada lagi kebingungan. indonesia cerah, indonesia gerah. anggota dewan bukan lagi pelajar yang gemar tawuran, melainkan serupa anak teka yang belum bisa tulis-baca, belum bisa mengeja mana debat mana fitnah, mana etika mana tontonan. tak perlu repot dandan hanya untuk masuk ke istana negara. bisa pakai sarung, boleh tanpa sepatu. istana negara istana rakyat: bukan hotel para pejabat. siapa saja boleh mengaso di istana: kyai, pendeta, priyayi, bahkan pedagang asongan. siapa saja boleh bercengkerama di istana: ngobrol ngalor-ngidul, ngerumpi tak karuan, atau berbincang apa saja. demokrasi belum selesai. demokrasi belum tunai. ayo, kutitipkan negeri ini sebagai kajian: menjadi indonesia

MEGAWATI. aku, kau tahu, pernah menjadi korban rekayasa politik. tak henti digoyang dari kursi ketua partai yang tidak basah. rasanya kemarin aku masih berkuasa: membela wong cilik dan orang-orang susah. sekarang, aku rajin berkelana. menjual program dan janji seratus hari. tak ada lagi sembako mahal. tak ada lagi harga melangit. indonesia makmur, indonesia sentosa. telah aku titahkan seluruh kmamasr banteng untuk berdiri paling depan: menjaga rakyat dari serudukan para spekulan. sungguh indah menjadi sebuah negara merdeka, menentukan nasibnya sendiri. tak ada lagi hutang. tak ada lagi pinjaman. meski beberapa aset negara harus dijajakan, itulah pengorbanan. perubahan belum selesai. perubahan belum tunai. ayo, kuberikan negeri ini sebagai amanah: menjadi indonesia

SBY. aku, kau tahu, lelaki tanpa basa-basi. rakyat bosan mendengar janji, rakyat butuh bukti. jangan heran jika aku marah ketika seorang bupati tertidur pulas di ruang pertemuan. negeri kita sedang melaju ke gerbang krisis. banyak masalah merajang dari segala arah. bencana alam, bencana buatan, serangan penyakit, dan kecelakaan transportasi: menyerang bertubi-tubi, bersilih-berganti. tak ada lagi gelinjang santai. tak ada lagi ongkang-ongkang kaki. indonesia sejahtera, indonesia bahagia. kita harus membangun harga diri bangsa. korupsi harus kita perangi, tanpa pandang bulu, tanpa tebang-pilih. jika kau punya data dugaan korupsi, segera sampaikan. bisa lewat unjuk rasa di depan istana, asal jangan pakai pengeras suara. katakan saja: jangan takut diciduk. cita-cita bangsa belum selesai. cita-cita bangsa belum tunai. ayo, kuserahkan negeri ini sebagai petuah: menjadi indonesia

2009. bukan hanya lanjutkan. tapi, buktikan!

bogor, oktober 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar