Sumber: Harian Fajar Makassar, Minggu (11/10/2009)
Sajak Perempuan Pesolek
Oleh Khrisna Pabichara
Aduhai perempuan pesolek yang berkaca setiap tiga menit sekali, berikan aku hari-hari lain. Siapa tahu kelak bisa kusulam sebagai ingatan. Mungkin dalam syair nyanyian. Mungkin serupa sajak-sajak bersayap. Mungkin lewat rapal perih doa. Bahkan, siapa tahu, lewat mimpi basah sebelum sengketa pagi.
Aku letih membenci, katanya.
Aduhai perempuan pesolek yang berkaca setiap tiga menit sekali, berikan aku pekan-pekan yang lain. Siapa tahu kelak bisa kukenang sebagai sejarah. Mungkin bersama derai air mata. Mungkin pada setiap jeda tawa. mungkin di beranda mantra bahagia. Bahkan, siapa tahu, birahi bulan sepotong membawanya pulang.
Aku letih mencari cinta, katanya, yang bertemu semata derita.
Depok, Desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar