Minggu, 28 Juni 2009

[ARTIKEL] Mendongkrak Kinerja Otak Bag. 1

Oleh: KHRISNA PABICHARA


PERNAHKAH Anda membayangkan bagaimana cara otak bekerja? Pernahkah Anda memikirkan apa yang akan terjadi sekiranya tiba-tiba saja otak Anda “mogok kerja”? Pernahkah Anda mengalami otak Anda tiba-tiba terasa buntu, tidak mampu mengingat semua hapalan, padahal Anda sedang sibuk menyelesaikan soal ujian akhir? Pernahkah Anda merasa sangat tersiksa karena hapalan yang pernah Anda ingat di luar kepala, tiba-tiba lupa justru ketika Anda sangat membutuhkannya? Sebaliknya, alangkah kesalnya, ketika kita tidak membutuhkan ingatan itu lagi, kita malah dengan mudah melafalkan semua hapalan itu.

Mungkin Anda bertanya, apakah untuk menjadi ”guru yang baik” kita harus mengerti struktur otak? Apakah untuk menjadi siswa yang cerdas kita harus memahami anatomi dan jalur otak? Memang, untuk menjadi guru yang baik tidak harus menguasai segala hal menyangkut otak. Begitu pula untuk menjadi siswa berprestasi, Anda tidak mesti sibuk membuka buku demi buku yang menjelaskan anatomi dan struktur otak.
Namun, penting bagi Anda untuk mengetahui cara kerja otak. Kenapa? Karena ini berhubungan dengan kecakapan belajar (learning skill). Selain itu, Anda juga perlu mengetahui bagaimana caranya mendongkrak kinerja otak, karena hal ini berkaitan dengan percepatan pembelajaran. Artinya, Anda membutuhkan informasi tentang cara kerja dan bagaimana meningkatkan kinerja otak. Setelah itu, manfaatkan informasi itu.

SEBELUM kita membincangkan beberapa trik cespleng untuk mendongkrak kinerja otak, ada baiknya kita ”bermain-main” dengan bagian tubuh kita yang bisa disimpan rapi di atas belahan telapak tangan kita. Otak, bobotnya hanya 1,5 kg. Meski hanya menggunakan 20% dari energi tubuh kita, tetapi beban yang ditanggungnya amat berat.

Bayangkan! Otak menanggung nyaris semua tanggung jawab kehidupan kita, seperti menciptakan peradaban, menghasilkan karya seni, ilmu, dan bahasa. Otak bertindak pula selaku pengendali perilaku kita, seperti tidur, bernafas, berkedip, mengatur irama jantung, menghangatkan tubuh, bahkan menyesuaikan kuasa indrawi dengan suhu atau cuaca. Selain itu, kita menumpukkan pikiran kita, emosi kita, harapan kita, hanya pada satu tempat: otak. Maka, bagaimana Anda bisa mengabaikan latihan rutin untuk pertumbuhan dan kemampuan otak Anda?

Oh ya, Profesor Marion Diamond, pernah meminta cuti kerja selama sehari pada Universitas California di Barkeley, hanya untuk menguraikan dengan tepat tentang cara kerja otak. Hal ini diungkapkan oleh Gordon Dryden dan Jeannette Vos dalam bukunya Revolusi Cara Belajar. Diamond memulai penjelasannya dari bagian dasar otak. Namanya, medulla. Bagian itu, katanya, mengatur detak jantung dan proses respirasi. Makanya medulla, dengan panjang hanya beberapa inchi, sangat penting bagi kehidupan kita, karena berfungsi sebagai pengatur kedipan mata, menelan, pernapasan, dan kegiatan-kegiatan dasar kehidupan lainnya.

Selanjutnya, ilmuwan yang pernah membedah otak Einstein itu menerangkan bahwa di sisi medulla, ada otak kecil. Namanya, serebelum. Bagian otak inilah yang bertanggung jawab terhadap proses koordinasi dan keseimbangan. Belakangan, diketahui bahwa serebelum juga memiliki peran vital bagi kemampuan belajar dan berbicara.

Di bagian belakang kening Anda terdapat lobus frontal. Bagian ini berperan penting bagi pengembangan kepribadian Anda, pengurutan ide-ide, atau perencanaan masa depan. Itulah mengapa secara refleks jika berpikir, banyak orang suka memegang jidatnya. Bagian ini pula, lobus frontal, yang membedakan manusia dengan nenek moyangnya. Terutama dalam hal perkembangan daya pikir yang terus bertumbuh seiring pertumbuhan manusia. Di belakang kening, juga terdapat bagian yang disebut area pengendali ucapan. Nama kerennya, motor speach area. Sedangkan untuk memahami kata-kata, masih di bagian belakang kening, ada bagian otak-pendengar.

Sambil membedah otak, Diamond menjelaskan setiap area, nama dan fungsinya. Ia menunjukkan bagian otak yang mengendalikan perasaan, rasa sakit, tekanan, sentuhan, dan pendengaran. Juga area yang menggerakkan tungkai, lengan, dan jari-jari. Jadi, jika otak Anda lumpuh, kaki dan tangan Anda pun pasti lumpuh. Begitu pula jantung, mata, dan bagian tubuh lainnya.

Peneliti otak terkemuka itu, ketika sampai pada sistem limbik, mulai mengungkap rahasia yang lebih dalam: bagian otak yang berhubungan dengan kemarahan, ketakutan, emosi, cinta, gairah, dan seksualitas. Selain itu, ditegaskan bahwa otak memiliki daya untuk menunjukkan dan menghentikan rasa sakit.

”Saya dapat menunjukkan kenyataan kepada Anda,” kata Prefesor Diamond, ”bahwa otak dapat berubah pada usia berapa pun, sejak lahir sampai akhir kehidupan”. Artinya, otak dapat dikembangkan, sama seperti kemampuan tubuh lainnya. Otak dapat berubah secara positif jika dibiasakan pada lingkungan yang selalu terjadi rangsangan. Sebaliknya, otak akan menjadi negatif jika tidak mendapatkan rangsangan.

Nah, sekarang, bagaimana merangsang otak? Itulah gunanya Anda membaca tulisan ini.

BAIKLAH, simak dengan cermat beberapa trik berikut ini. Kalau perlu, catat. Simpan. Baca setiap Anda memiliki kesempatan. Saya yakin, sebagaimana saya, Anda juga membutuhkan trik cespleng ini.

1. Mulai pelajari mekanisme kerja otak. Otak kita memiliki kemampuan untuk menerima, mengatur, dan menempatkan memori. Untuk meningkatkan kinerjanya, rahasianya adalah pembiasaan mental. Ketika Anda mendapat pertanyaan, ”Jakarta adalah ibukota negara mana?” Dengan mudah Anda akan menjawab Indonesia. Mengapa? Karena Anda sudah biasa mendengarnya. Otak Anda sudah sering menerima informasi itu, sehingga bisa menempatkan dengan mudah ketika kita menginginkannya. Namun, berbeda jika Anda mendapat pernyataan yang tidak lazim. Misalnya, ”Arfi dan Amal suka biologi, sementara Kiky dan Rezky suka matematika. Selain itu, Arfi dan Kiky juga suka fisika. Siapa yang suka biologi dan fisika?” Saya yakin, Anda membutuhkan waktu lebih banyak untuk menemukan jawaban dari pertanyaan itu, karena Anda belum terbiasa. Baiklah, saya berikan bocoran. Jawabannya adalah Arfi. Sekali lagi, kebiasaan dapat membentuk mental Anda untuk berpikir lebih kritis dan akurat.

2. Berlatihlah menggunakan daya pikir Anda. Periksalah beberapa kemungkinan dari sebuah situasi. Gunakan pertanyaan, ”Apa yang terjadi bila...?” Misalnya, ”Apa yang terjadi bila saya tidak lulus Ujian Nasional?” Cobalah Anda jawab pertanyaan itu. Sebanyak mungkin. Gunakan waktu sekitar sepuluh menit, setiap hari. Hanya sepuluh menit. Kembangkan pertanyaan dan situasi yang lain. Waktunya tetap, sepuluh menit. Sekali lagi, berlatihlah selama sepuluh menit setiap hari dengan situasi yang berbeda-beda. Saya yakin, jika Anda disiplin, dalam sebulan Anda akan terkesima melihat perkembangan kemampuan otak Anda. Selamat mencoba!

3. Biasakan berolahraga. Ingat, gerakan yang dilakukan secara rutin dan teratur dapat menjadi faktor penunjang pertumbuhan yang mendorong perpanjangan dendrit Anda. Bahkan, jika bisa, biasakanlah setiap hari senam otak. Bagi yang pernah mengikuti pelatihan Learning Revolution saya, pasti sudah lincah bersenam-otak setiap hari. Jika belum, olahraga saja. Jangan paksa diri Anda belajar dengan duduk berdiam diri selama berjam-jam. Berdirilah. Bergerak. Kalau perlu, belajar di luar kamar. Di teras, di halaman, atau di taman. Tapi, jangan di mal. Nanti malah mejeng dan ngerumpi.

4. Konsumsi makanan yang dapat menunjang kinerja otak
. Makanlah multivitamin. Penelitian membuktikan bahwa makanan yang mengandung vitamin dan mineral yang cukup adalah cara paling jitu memelihara otak. Tidak hanya itu, multivitamin juga dapat menunjang pertumbuhan kecerdasan emosional di semua tingkatan usia. Satu lagi, vitamin B sangat penting untuk merawat otak yang menua, mencegah demensia dan depresi pada usia tua. Jadi, segera konsumsi vitamin dan mineral secukupnya. Utamakan dari buah yang segar. Utamakan makanan yang mengandung vitamin B, C, dan E dalam jumlah yang cukup. Apalagi jika mengandung zat yang sangat dibutuhkan otak, seperti asam alfa lipoik dan koenzim Q10. Umumnya buah-buahan dan sayuran, yang mengandung antioksidan, dapat meremajakan otak. Jika cemilan Anda adalah anggur, apel, prem, dan kismis ─bukan keripik kentang─, Anda dapat meningkatkan kemampuan intelektual dan kecerdasan emosional Anda.

5. Ganti kopi dengan teh. Sekali lagi, minum teh. Bukan kopi. John Weisburger, peneliti di American Health Foundation, menegaskan bahwa minum teh adalah cara termudah dan tercepat untuk memasukkan antioksidan ke dalam tubuh dan otak. Simpanlah sekantung teh dalam secangkir air mendidih. Biarkan teh itu dicerap air panas sekitar lima menit. Lalu, minumlah. Dalam waktu singkat, Anda sudah memasukkan 1.200 ORAC antioksidan, seperempat dari jumlah yang disarankan untuk kebutuhan harian Anda. Es teh juga bisa. Tapi, jangan teh botol, karena menurut analisis Tufts, kandungan antioksidan dalam teh botol dan teh tepung sudah berkurang. Jadi, jika Anda sayang otak Anda, ganti kopi dengan teh. Sekarang juga.

DEMIKIAN. Saya yakin, artikel ini bermanfaat bagi Anda. Namun, tidak ada artinya, jika Anda semata membacanya, tetapi tidak bertindak apa-apa. Jadi, do it now!

KHRISNA PABICHARA
Penulis adalah trainer dan motivator pembelajaran, tinggal di pinggiran Jakarta. Selain menyunting buku, juga menulis buku motivasi, sajak, esai sastra, dan resensi buku, juga sering mengisi training Learning Revolution, Spiritual Power, dan Communixation Skills. Saat ini berkhidmat di Komunitas Sastra Jakarta (Kosakata). Kumpulan sajaknya, Silsilah Berahi, sedang dalam proses terbit.

E-mail : khrisnapabichara@ymail.com
Hp : 0858-8859-6468

1 komentar:

  1. Mas krisna.... mengapa lelaki umumnya hanya mampu fokus pada satu pekerjaan sementara perempuan bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus. Apakah ada perbedaan di otak mereka atau itu juga karena kebiasaan???

    BalasHapus