Senin, 15 November 2010

Dongeng Berperan dalam Pendidikan

Catatan: Tulisan ini saya kutip dari Antaranews.com.


Dongeng Berperan Dalam Pendidikan



Waykanan, Lampung (ANTARA News) - Motivator pengembangan kecakapan belajar, Khrisna Pabichara mengatakan dongeng memiliki posisi strategis dalam mengembangkan kecerdasan berbahasa bagi anak didik sehingga tidak bisa dipisahkan dari pendidikan.

"Melalui dongeng, seorang pendidik juga dapat merangsang kecerdasan intelegensia, kemampuan berpikir secara logis sistematis, kemampuan beriteraksi dengan sesama anak, maupun selera berbahasa dan nilai seni," ujarnya di Blambanganumpu, Minggu.

Oleh sebab itu, lanjut dia, dongeng jangan dikesampingkan begitu saja dari pendidikan, karena kecerdasan hati yang meliputi kecerdasan emosional dan spiritual ada pada dongeng.

"Jika selama ini asupan pendidikan lebih ditekankan pada pengembangan kecerdasan intelegensia anak didik, lewat dongeng anak juga bisa mengasah kecerdasan hati, karena banyak dongeng baik yang berasal dari nusantara maupun dari mancanegara mengusung nilai moral dasar," jelasnya.

Selain itu juga, lanjut dia, dongeng juga mampu merangsang imajinasi dan kreativitas anak.

"Dongeng jenis petualangan akan membantu perkembangan kecerdasan estetika dan kemampuan menganalisa masalah pada anak yang kelak akan berguna bagi diri peserta didik itu sendiri dan bagi lingkungannya," tegasnya.

Ia juga menambahkan, kesadaran berdisiplin dapat ditanamkan melalui dongeng-dongeng yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan.

"Dongeng juga perlu memiliki unsur jawaban terhadap beberapa hal yang ingin diketahui anak didik, namun, untuk dongeng seperti ini, dibutuhkan kreativitas pendongeng dalam mengemas dan mengembangkan cerita," paparnya.

Anak usia dini, sambung dia, terutama di bawah usia lima tahun memiliki aktivitas yang spontan, alami, dan sangat bersemangat untuk mengetahui hal-hal yang baru ditemui atau dialaminya.

"Oleh sebab itu, setiap pendongeng perlu memahami kondisi anak didik, terutama proses tumbuh-kembang kreativitasnya. Karena itu, dongeng yang diceritakan harus dipilah secara bijak dan tepat dan jangan asal," katanya.

Ia pun mengharapkan, para guru pendidikan usia dini (PAUD) di daerah itu memiliki minat tinggi dalam hal membaca dan mengasah ketrampilan berkomunikasi sebagai bekal mendongeng.

"Seorang pendongeng dituntut mempunyai kemampuan bercerita. Ia mesti piawai memainkan intonasi suara, ekspresi, dan bahasa tubuh," pungkasnya.
(T.ANT-247/P003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar