Catatan: Tulisan ini dimuat di Rubrik OkeLearning, www.inioke.com. Semoga bermanfaat.
Sila diklik juga tautan ini, http://www.inioke.com/?mod=konten&id=955, dan Anda akan menemukan tulisan ringan lainnya tentang kinerja otak.
Mengapa Kita Sulit Belajar?
DIAN adalah murid sebuah sekolah menengah di Makassar. Ia mengalami kesulitan belajar. Guru dan orangtuanya juga mengeluhkan kemampuan daya ingatnya. Selain itu, Dian juga sulit konsentrasi dan mudah putus asa. Itu sebabnya mengapa dia kurang bersemangat belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Hari ini guru atau orangtuanya mulai mengajarkan sesuatu, lima belas menit kemudian Dian sudah lupa.
Hal lain menimpa Alfi, siswa sebuah madrasah di Parung, Bogor. Dia sulit fokus, perhatiannya mudah terganggu. Matanya selalu melirik ke mana-mana. Tubuhnya tak mau diam, selalu ingin bergerak. Setiap diingatkan, dia diam sejenak, sesudah itu kumat lagi. Kondisi seperti itu berlangsung terus-menerus. Bukan itu saja, kadang dia juga suka usil mengganggu temannya yang sedang asyik belajar.
Apa yang menimpa Dian dan Alfi banyak dialami oleh siswa yang lainnya. Potensi belajar mereka akan menurun karena kerap mengalami gangguan atau kesulitan belajar (learning disability). Kesulitan belajar ini biasanya terjadi pada saat mereka juga mengalami hambatan sosial emosional. Akibatnya, mereka (1) tidak teliti, tidak semangat, (3) tidak konsentrasi, (4) bersikap masa bodoh, (5) tidak menyelesaikan tugas, (6) mudah menyerah, (7) sulit beradaptasi, dan (8) suka mengganggu. Dan, buahnya adalah (9) prestasi belajar anjlok.
Pada sebuah seminar tentang Merangsang Minat Belajar di Kerinci (Januari 2010), Makmur Maradona, seorang pemerhati pendidikan, bertanya tentang faktor-faktor penyebab gangguan belajar. Baiklah, kita simak bersama beberapa virus penyebab gangguan belajar itu.
1. Faktor Genetik. Pepatah mengingatkan kita, “Buah jatuh tak jauh dari batangnya.” Begitu pula dengan riwayat kesulitan belajar itu. Jika orangtuanya memiliki riwayat “kesulitan belajar”, maka anaknya pun memiliki kecenderungan yang sama. Pendek kata, jika dulu orangtuanya menderita virus “sulit belajar”, maka tidak perlu panik jika anaknya mengalami hal yang sama. Yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengobati dan menyembuhkan penyakit itu.
2. Faktor Perkembangan Kematangan. Setiap anak memiliki tingkat perkembangan kematangan yang berbeda, meskipun usianya sama. Ada yang cakap di satu bidang, namun lemah di bidang lainnya. Ada malah yang cenderung “lemah” di semua bidang pengetahuan. Ada anak yang sudah lancar lari di usia 14 bulan, sementara anak yang lainnya masih sulit berdiri di usia yang sama. Jadi, butuh kesabaran yang khas dan khusus.
3. Pengaruh Emosi. Suasana hati sangat mempengaruhi tingkat konsentrasi. Ketika hati kita sedang sedih, kecewa, marah, atau suasana hati lain yang tidak stabil, akan sulit bagi kita untuk fokus atau berkonsentrasi.
4. Metode Belajar. Nah, faktor ini yang paling kerap kita abaikan. Padahal, ketika kita tidak menyukai satu metode belajar, maka berat bagi kita untuk “menyukai” apalagi larut dalam suasana belajar. Kita selalu membutuhkan suasana belajar yang “menyenangkan” dan “menantang”. Yang berbeda dari biasanya. Jadi sesekali, cari belajar dengan gaya yang baru.
5. Tingkat Inteligensi. Pengaruh tingkat inteligensi juga ada dalam proses belajar. Pada prinsipnya, tingkat inteligensi dibagi tiga, yakni (1) di bawah rata-rata, (2) rata-rata, dan (3) di atas rata-rata. Lazimnya lagi, yang kerap mengalami gangguan belajar adalah mereka yang memiliki tingkat inteligensi di bawah atas di atas rata-rata. Sementara itu, perkembangan inteligensi juga banyak dipengaruhi oleh perkembangan emosional. Jadi, jangan semata memikirkan untuk mengisi otak, tetapi juga harus memperhatikan ihwal mengisi “asupan hati”.
Begitulah. Setiap kita pasti pernah mengalami gangguan ketika belajar. Namun, cara kita menyikapi dan mengatasi gangguan itu yang semestinya kita perhatikan. Bukan sibuk mengeluh atau berputus asa.
Sekarang saatnya bangkit![*]
Jakarta, Maret 2010
Khrisna Pabichara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar